Ternyata, rasanya diperkosa itu nggak enak. Selain karena tidak adanya kesiapan, semuanya terasa dikendalikan. Tanpa ada jeda untuk balas mengambil aksi, ego diri menuntut pikiran dan hati. Dijatuhkan secara pasif dan harus mau menerima, apapun serangannya. Ketika usai, perasaan sadar akan kembali menuntun, menyambut munculnya kesedihan yang datang.
Menyisakan ribuan pertanyaan yang sama, berulang kali: kenapa semudah ini dipermalukan.
Rambut, pipi, dan kaki... yang seharusnya terjamah oleh orang yang tepat, sudah ada yang mengambil jatahnya. Sia-sia sudah menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk orang di masa depan, yang dapat dicintai dengan tepat.
Sial. Sial.
Hikmahnya, mungkin aku jadi lebih tahu bagaimana perasaan korban-korban pemerkosaan itu. Yang menyakitkan, bukan hanya fisiknya saja yang ditelanjangi. Perasaannya, pun.
Kemarin malam aku ditiduri kecoak.
Padahal nggak demen Fear Factor.
0 Cibiran :
Posting Komentar